Cara Memperbaiki Sistem Pentanahan ( Grounding System )
Sebelum
membahas cara memperbaiki grounding / pentanahan, sedikit ulasan tentang sistem
grounding / pentanahan. Grounding / pentanahan merupakan salah satu sistem yang
umum digunakan pada dunia kelistrikan. Umumnya digunakan sebagai pengaman
terhadap bahaya sengatan listrik baik langsung maupun tidak langsung. Selain
digunakan untuk pengaman instalasi, sistem grounding / pentanahan juga banyak
ditemui pada sistem lain seperti sistem menara telekomunikasi, menara
transmisi, ataupun penangkal petir yang umum kita lihat pada bangunan rumah
maupun gedung bertingkat.
Pemasangan
sistem grounding / pentanahan pada sistem tersebut diatas tentu saja lebih
detail dalam perhitungan maupun aspek lain yang mempengaruhi. Bisa dibayangkan
jika sistem menara ataupun penangkal petir tersebut mengalami kegagalan dalam
sistem pengamannya (dalam hal ini grounding / pentanahannya), tentu saja akan
menimbulkan kerusakan dan juga bahaya bagi mahluk hidup disekitarnya. Kita
kembali pada pembahasan, berdasarkan jenis elektroda yang digunakan pada
penanaman sistem grounding terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:
Ø Elektroda
Batang.
Merupakan
jenis elektroda yang umum dipasang pada instalasi rumah tinggal. Elektroda ini
berupa pipa besi, baja profil, atau batang logam lainnya yang dipancangkan ke
tanah. Biasanya pada bahan logam tersebut dilapisi dengan lapisan tembaga.
Elektroda Pelat. Terbuat dari logam utuh atau berlubang yang cara pemasangan
pada umumnya ditanam secara dalam.
Ø Elektroda
Pita.
Terbuat
dari penghantar berbentuk pita atau bulat. Pemasangannya dipasang secara
horizontal pada kedalaman antara 0,5m - 1m dari permukaan tanah. Faktor
terpenting pada sistem grounding / pentanahan adalah hambatan dalam dari tanah
tempat batang ground / arde akan dipasang.
Alat
yang umum digunakan oleh instalatir listrik dalam mengukur hambatan dalam dari
tanah adalah meger dan earth tester. Lalu mengapa grounding yang telah terukur
dan terpasang beberapa waktu lalu tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan?
jawaban dari pertanyaan tersebut adalah keadaan tanah yang juga dapat berubah
seiring dengan waktu yang tentu saja akan mempengaruhi hambatan dalam dari
tanah tersebut. Bagaimana cara memperbaiki hambatan dalam tanah dari sistem
grounding yang telah terpasang atau belum terpasang? Ada beberapa metode yang
digunakan:
1. Metode ini telah dibahas pada
posting Cara Memasang Instalasi Listrik yaitu dengan meyiram tanah dari
grounding tersebut dengan campuran air dengan serbuk arang. Mengapa serbuk
arang? serbuk arang lebih bagus mempertahankan air (kandungan elektrolit) yang
terserap dibandingkan tanah itu sendiri yang cenderung mengalirkan kelapisan
tanah dibawahnya, apalagi jika lapisan atas dari tanah tempat grounding
tersebut berupa lapisan tanah pasir yang tentu saja akan lebih cepat
mengalirkan air kelapisan tanah dibawahnya. Dari pengukuran grounding beberapa
waktu setelah penanaman batang ground/arde juga dapat diketahui (dengan
pengukuran alat) bahwa penanaman grounding yang menggunakan campuran air dengan
serbuk arang lebih bagus daripada menggunakan air saja.
2. Metode ini umum dilakukan pada
pembumian / grounding dari menara maupun bangunan dengan penangkal petir yaitu
dengan menanam batang grounding / arde lebih dalam ke bumi. Penanaman dari
grounding tersebut umumnya menggunakan elektroda pelat dan bisa mencapai
belasan meter dibawah permukaan tanah. Tujuan dari penanaman lebih dalam ini
adalah untuk melewati beberapa lapisan tanah yang memungkinan untuk mendapatkan
lapisan tanah dengan hambatan dalam terkecil. Untuk instalasi rumah tidak
diharuskan lhoo... Cukup mengganti batang arde menjadi lebih panjang lagi
sehingga lebih memungkinan untuk mendapatkan lapisan tanah dengan hambatan
dalam terkecil. Hal tersebut tentu saja juga dipengaruhi kondisi tanah
disekitar grounding sehingga anda dapat juga menambahkan metoda pertama dalam
penanaman grounding ini.
3. Sedikit berbeda dengan dua metoda
sebelumnya yang hanya menggunakan 1 batang ground/arde, metoda ketiga ini
menggunakan dua atau lebih batang ground/arde. Metoda ini sering digunakan pada
pemasangan peralatan jaringan distribusi TM/TR ( Gardu Distribusi, ABSW pada
tiang, dsb.) yang tujuannya tentu saja mendapatkan hambatan dalam dari tanah
sekecil - kecilnya. Sambil mengenang masa SMP kelas 2/3, kita tentu sedikit
mengingat pelajaran fisika mengenai hukum Ohm. Pada pembahasan mengenai
hambatan (resistansi) yang disimbolkan dengan huruf R, dikatakan bahwa pada
rangkaian paralel: 1/R total = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 +...+ 1/Rn dengan menggunakan
perhitungan diatas kita akan memperoleh R total menjadi lebih kecil. Dari
prinsip inilah kita gunakan dalam memperbaiki hambatan dalam pada sistim
grounding. Pemasangan batang ground/arde terlihat seperti gambar dibawah ini.
Gambar Pemasangan 3 Batang Ground/Arde biasanya jarak pemasangan peralel dari
batang ground antara satu dan lainnya lumayan berjauhan. Mengenai jarak tanam
antar batang ground/arde paling efektif, Aturan mengatakan bahwa jarak antar
batang ground/arde minimal adalah 2 x panjang batang ground/arde tersebut. Jika
pada pengukurannya masih kurang bagus kita bisa tambahkan penanaman batang arde
lagi.
Cepi Tirtana
Jl. Pojok Utara 1 no.102/114 Kota Cimahi
Email : tirtana2009@yahoo.co.id
Telepon / WA : 0821 1527 8786 / 0838 2061 6465
Tidak ada komentar:
Posting Komentar